My Golangsing Journey (02)

My Golangsing Journey (02)

Berikut bagaimana saya menjalani 3 prinsip yang saya sebut di artikel My Golangsing Journey (01) : 

1. Eat well

Untuk urusan eat well, saya masih kok sesekali makan nasi, coklat, roti manis, biskuit, pie susu, makan mah makan ajaah hehehe
‘selama variatif, moderat, dan seimbang’ begitu pesan Bu Nunny yang saya ingat.
Saya sudah jarang melabeli makanan atau menyalahkan makanan yang masuk ke dalam tubuh saya. Karena saya ga mau memberikan rasa bersalah berlebih ke tubuh dan pikiran saya.
Saya ingin melangsing dengan bahagia sesuai prinsip Golangsing : Makan dengan bijak dan santun.

Suatu saat, Ibu teman kerja yang duduk di samping saya memberikan gorengan dan ditaruh di meja saya. Saya syukuri saja. ‘Lho, kok Gorengan kok disyukuri, kan ga sehat!’
Memang ga sehat, tapi lihat perhatian Ibu sebelah saya. Saat saya rindu disiapkan makanan oleh Ibu sendiri (orang tua saya tinggal di Kota Malang, saya di Jakarta) saya mendapatkan previledge tersebut dari Ibu teman kerja saya.
Apakah dimakan? Dimakan dong.. Tapi saya baru makan setelah sinyal lapar di tubuh saya muncul. Dari 3 potong gorengan yang diberikan, yang saya makan hanya satu. Sedangkan kedua sisanya saya bagi ke mas OB di kantor. Dan tentunya dengan cara diam-diam. Hehehe

Saat saya melangsing di tahun 2017-2019 kemarin, lumayan banyak yang sudah saya pelajari mengenai eat clean. Pemahaman saya terhadap makanan apa yang harus diprioritaskan untuk tubuh juga lumayan nyambung apabila berdiskusi dengan teman-teman yang memiliki interest serupa. Ada kala nya saya menyiapkan bekal sehat sesuai tips di program Golangsing secara sederhana saja. Saya anak kosan, dan saya punya panci kukus yang saya beli karena termotivasi cerita Ibu Nunny tentang teman di Grup Golangsing yang kemana-mana membawa makanan kukusan hehehe. Telur rebus dua biji, satu potong ubi, empat potong baso ikan, adalah bekal yang biasa saya makan dari siang ke sore hari. Pagi hari, saya lebih suka sarapan buah dan biskuit, sesekali cemilan yang dikasih teman, tentunya kalau gorengan jarang saya ambil.  

2. Move well


Dulu, hidup saya sangat tergantung dengan transportasi online. Berangkat dan pulang kerja, memesan makan siang, ada Ojek Online. Hehe, Ojek online is lyfe.
Mau ke mall dekat kosan? Pulang dari mall? Semua tergantung ojek online. Pulang kantor biasanya ngapain? Mager donk, bobo bobo cantik sambil main hp. Sabtu-Minggu biasanya ngapain?

Saat ini (dari Oktober 2019) saya sedang mengambil Brevet Pajak. Pagi hingga siang hari saya habiskan waktu dengan semangat mengikuti kelas. Siang setelah pulang? Tidur seperti bayi hingga Senin pagi keesokannya. 😂😂😂
Selama saya mengikuti program 28 hari dari Golangsing, saya menjadi lebih termotivasi bergerak.

Awal 2 minggu pertama, saya biasakan lebih banyak bergerak.  Simple saja, JALAN KAKI (POWER WALKING
Ga perlu peralatan fancy, hanya perlu niat dan konsistensi. Saya selalu ditemani pedometer, payung lipat plus headset bluetooth untuk dengerkan musik) 

Dulu dalam sehari, saya sangat jarang bergerak. Mungkin kalau ditotal cuma 500 langkah. Bagaimana dengan sekarang?  Sekarang, I choose stairs over lift. Kalau lagi ada keperluan ke lantai lain di kantor, biasanya saya rela nungguin lift hanya untuk ke lantai lima dari lantai dua. Padahal lift nya lagi di lantai tujug dan harus ke lantai satu dulu. Saat membiasakan memilih tangga, saya menikmati sepatu berhak saya menyentuh lantai tangga. Saya menikmati irama saat berjalan menaiki dan menuruni tangga.

Sambil berjalan menaiki atau menuruni tangga, seringkali saya tatap puas pedometer saya. Saat sampai di lantai tujuan, ga jarang saya mengusap lutut saya yang dulu pernah kesakitan sambil mengatakan “hey, kamu kuat ya!” 

Kebiasaan baru saya yang lain adalah saya selalu menyempatkan power walking di siang hari saat jam istirahat. Awalnya saya tipikal orang yang tidak nyaman berkeringat dengan baju yang saya pakai bekerja. Tapi setelah membuat aktivitas power walking pada jam istirahat menjadi menyenangkan, ada sense of achievement saat berhasil melawan rasa malas dan banyak alasan untuk lebih banyak bergerak. Kebiasaan ini membuat saya ketagihan untuk berjalan kaki disiang hari. Puas rasanya!

Saya ingat betul, sebelumnya saya selalu anti jalan kaki berpanas-panasan. Jika kebetulan saya ga bawa bekal makanan atau bosan pesan makanan di aplikasi online, mas OB di kantorlah yang saya mintakan tolong untuk membeli makan 😂

Power walking saat jam istirahat menjadi kebiasaan baru saya. Kala hujan pun saya tetap melangkah bahagia ke luar gedung untuk power walking Toh ada payung.

Saat hujan lebat disiang hari sehingga saya tidak mungkin keluar, maka Na saya niatkan jalan kaki saat pulang kerja untuk mengganti waktu berjalan. 

Power walking di jam istirahat membuat mood saya lebih stabil, dan fokus saya membaik. Tidak perlu lama, awalnya 10 menit pulang pergi, kemudian sekarang sudah bisa di level 30 menit pulang pergi.

Berhubung keterbatasan waktu istirahat, kalau belum puas power walking di jam istirahat, biasanya saya jalan kaki pas pulang kantor. 
Eeh tunggu dulu… Jalan kaki??? 
Ya, selama mengikuti program 28 hari golangsing ini, saya sudah beberapa kali jalan kaki pulang kerja. Tidak menyangka saya se-niat itu jalan kaki pulang kerja. Lumayan lho dari kantor ke kosan 1 jam 30 menit jalan kaki nonstop. Kalau dicek di google maps  sekitar 6,3 km melalui beberapa jalan pintas.

Pokoknya jalan kaki dengan power walking menjadi kebiasaan baru saya yang menyenangkan. Pengalaman jalan kaki saya lainnya adalah saat awal-awal saya ikut program Golangsing. Di satu hari Minggu sore yang ceria saya ke Thamrin City naik Ojek untuk mencari baju impian untuk saya pakai saat langsing nanti. Setelah itu saya ke Grand Indonesia dengan ber jalan kaki. Setelah keliling sebentar, saya memutuskan mencoba berjalan kaki sekuat saya. Alhamdulillah kurang lebih 5 km jalan kaki dari Grand indonesia hingga akhirnya memutuskan pulang naik ojek karena sudah hampir Maghrib dan saya sudah lapar level 3. Selama berkeliling saya samjuga membawa dua buah buku besar seukuran laptop 14 inch; satu buku Undang-Undang Perpajakan dan satu buku modul Brevet Pajak.

Pernah juga nih, selesai kursus Brevet Pajak jam satu siang bolong, saya berjalan kaki kurang lebih 2 km ke arah kosan (sekitar 2000 langkah). Setelah itu saya memutuskan naik ojek karena saya udah kelelahan dan lapar. Setelah tidur siang kurang lebih 1,5 jam, sorenya saya berkeliling di Gelora Bung Karno. Bagi ‘kaum rebahan’ seperti saya, dapatkan angka pedometer 20.000 langkah sehari itu adalah sebuah pencapaian yang perlu dipamerkan di social media 😂

Setelah terbiasa berjalan kaki, saya pun mencoba challenge lain. Saya dulu pernah latihan sama Personal Trainer online untuk sebulan. Tapi cuma dapat 2X latihan sisanya bye 😁😁😁 . Alhamdulillah sampai saat ini sesi dengan Personal Trainer Online saya masih berjalan, latihannya simpel saja, bisa dilakukan di rumah. Atau dikamar kos sperti saya. Kebetulan kamar kos saya ada matras, resistance band, dumbell 5 kg 2 biji, dan loop band.  

3. Live well 

 

Live well bagi saya, erat kaitannya dengan manajemen stress, manajemen emosi, dan manajemen konflik. Loh kok gitu? Ya, karena kita ga mungkin bisa menghindari stress karena pekerjaan. Saat terkena marah oleh atasan atau dikejar deadline, Saya ingat pesan Bu Nunny untuk tetap melihat sisi positif terhadap hal hal yang kurang nyaman. Mencoba melihat pesan baik dibaliknya sambil ‘memberi’ senyum terhadap hikmah tersebut.

Auto pilot saya yang baru, yaitu berjalan kaki saat jam istirahat, sangat memberi pengaruh kepada kemampuan saya dalam mengelola memanajemen stress.

Bu Nunny juga berpesan, kalau suasana hati tidak nyaman, dibawa berjalan saja. Saat saya berjalan kaki, saya miliki lebih banyak waktu untuk melakukan evalasi diri agar merespon stress dengan lebih bijak. Seringkali sayapun mendapat kan pencerahan atau ide-ide baru setelah selesai berjalan kaki.

Banyak tersenyum, sering-sering berdialog dengan tubuh, adalah salah satu cara untuk bisa live well. Bentuk dialog saya cukup dengan mengatakan : “Makasih yaa badanku hari ini kamu udah mau jalan kaki jauh.. you did a great job!” 

InsyaAllah program 28 hari ini bukan saja membentuk habit baru, tapi juga membentuk kesadaran untuk bisa lebih mindful dalam menjalani kehidupan dan melakukan semuanya dengan bahagia.

Terima kasih Bu Nunny, Mba Samira, dan keluarga besar Golangsing Support Group.. Semoga saya bisa melangsing dengan bahagia seperti teman-teman semua. Amin. 

PS : Oiya, sore ini salah satu Manager di kantor saya mulai notice perubahan saya, beliau menebak-nebak, sudah turun 5 kg yaa? Hmm waduh… Saya menjawab : “Saya mah dimana-mana sama Bu kalo timbang berat badan, selalu 50 kg.. Kalau ada lebihnya, itu berarti inner beauty” 😂Hehe.. becanda.. ini salah satu cara saya melihat positif terhadap tubuh saya. Dengan begitu, tubuh akan mudah diajak kerjasama untuk lebih sehat dan bugar kedepannya. 

Salam, Gita Apriyandhani

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *