Promo Makanan Bikin Orang ‘Makan Tidak Sadar’ dan Berlebihan
Jakarta, CNN Indonesia — Bagi orang-orang yang sedang melakukan program diet, berjalan-jalan di mal seolah menjadi godaan terbesar dalam hidup. Bagaimana tidak, beragam restoran yang menawarkan beragam jenis makanan pun ada dalam satu tempat.
Belum lagi aroma-aroma masakan yang merebak di mana-mana. Tak jarang hanya dengan menghirup aromanya saja, seseorang bisa terpengaruh untuk membeli.
Pernahkah Anda memikirkan dari mana asalnya aroma-aroma itu? Apakah benar-benar dari proses memasak makanan, misalnya saja roti.
“Apakah itu bau roti yang dipanggang, atau bau yang dibuat supaya Anda melangkahkan kaki ke sana,” kata dokter Yudhi Gejali, TAT selfhealing practitioner, dalam acara peluncuran buku Happy Eating Go Langsing di kawasan Permata Hijau, Jakarta.
Yudhi pun mengungkapkan fakta yang cukup mengejutkan. “Sebenarnya kalau ke kedai roti dari jauh sudah ada semprotan yang menyemprotkan aroma yang jadi brand roti itu,” ujarnya menjelaskan.
Hal ini membuat siapa saja yang menciumnya pun bisa-bisa tergoda untuk membeli. “Dan yang mencium kayaknya enak nih. Kayaknya saya mau beli roti ini,” kata Yudhi mencontohkan.
Tak hanya melalui aroma. Banyak hal yang menurut Yudhi membuat konsumsi orang akan makanan tertentu menjadi lebih besar. Salah satunya adalah promo. “Kalau ke bioskop kalau punya kartu kredit bisa dapat promo up size,” ujar Yudhi.
Tidak mau rugi, orang pun akhirnya lebih memilih untuk memperbesar porsi makanan atau minumannya. “Padahal makan medium size saja sudah kenyang. Tapi ternyata habis juga yang up size-nya.”
Yudhi menyebut ini sebagai pola makan yang tidak sadar. Semuanya dipengaruhi oleh promosi belaka. Bukan hanya karena lapar semata.