Makan Kenyang dan Tetap Langsing di #AcehCulinaryFest2016
Mungkin bakalan ada yang bilang postingan saya ini basi, apalagi karena Festival Kuliner Aceh 2016 atau yang populer dengan hashtag #AcehCulinaryFest2016 berlangsung 3,5 bulan yang lalu. Tapi ya, mau bagaimana lagi… Lebih baik terlambat daripada nggak sama sekali, kan? Hehehe… *nyari pembelaan* Berlangsung pada 10-12 Mei 2016 yang lalu, saya sendiri seneeeng banget bisa kembali ke Aceh untuk menghadiri #AcehCulinaryFest2016 yang diselenggarakan di Lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Sebagai seseorang yang suka banget makan dan wisata kuliner, pada 10 Mei 2016, saya pun terbang bersama Rere untuk menyusul dua blogger lain, yaitu Kak Ratri dan Suci, serta Mas Him dari Kementrian Pariwisata yang sudah terbang duluan persis satu hari sebelumnya.
Saya selalu suka Aceh; kampung halaman dari papanya Papa. Setelah berkunjung ke Kepulauan Banyak dan menjelajahi beberapa sudutnya yang masih alami betul pada Desember 2015 lalu, saya senangnya bukan main ketika diundang untuk menghadiri #AcehCulinaryFest2016. Itu adalah kali kedua saya mampir ke Aceh. Dimulai pada 10 Mei 2016, highlight #AcehCulinaryFest2016 sendiri ada di hari kedua, yaitu pada 11 Mei 2016. Di hari itu, para pengunjung bisa membeli dan mencicipi berbagai hidangan khas Aceh.
Nggak hanya itu, para pengunjung juga dapat mengantre untuk mendapatkan nasi plus Kuah Beulangong gratis! Nah, Kuah Beulangong sendiri adalah hidangan khas Aceh yang menggunakan daging (kambing, sapi, atau kerbau) serta nangka sebagai bahan utamanya. “Beulangong” sendiri artinya belanga atau kuali besar yang digunakan untuk memasak daging serta nangka tersebut. Dengan berbagai rempah-rempah, daging serta nangka kemudian dimasak di atas belanga dengan cara diaduk. Buat saya sendiri sih, tampilannya agak mirip dengan gulai atau kari, meski rasanya lain. Hihi… Dan nggak hanya dibagi secara gratis, kuah beulangong di hari kedua #AcehCulinaryFest2016 juga memecahkan rekor MURI lho karena dimasak pada 20 belanga besar secara bersamaan! Saya, Rere, Kak Ratri, serta Suci pun nggak habis-habisnya takjub melihat kuah beulangong dimasak. Belum lagi, asapnya mengepul-ngepul dan membuat perut semakin keroncongan! ?
Selain mencicipi kuah beulangong, kami juga belajar mengenal 1000 Legenda Kuliner Aceh melalui meja panjang yang ada di salah satu tenda utama #AcehCulinaryFest2016. Di sana, terhidang berbagai hidangan khas Aceh, termasuk berbagai jenis rempah-rempah yang umumnya digunakan oleh warga Aceh untuk memasak. Takjub, kagum, sekaligus bingung karena saya tahu bahwa saya nggak mungkin menghafal semua jenis hidangan yang ada, akhirnya saya memilih untuk memotret beragam hidangan khas Aceh tersebut. ? Monggo dilihat di foto-foto di bawah ini!
Buanyaaak banget kan, hidangan yang tersaji di atas? Ditutup dengan plastik, hidangan tersebut belum bisa dicicipi pengunjung hingga ‘waktunya’. Untungnya, perut serta lidah kami yang sudah nggak sabar untuk mencicipi berbagai hidangan khas Aceh (selain kuah beulangong tentunya) ‘dimanjakan’ oleh para panitia #AcehCulinaryFest2016 yang dengan sigap memberikan kami berbagai hidangan khas Aceh untuk dicicipi. Mulai dari berbagai cemilan atau snack khas Aceh sampai berbagai hidangan ‘berat’ yang gurih dan kaya akan rempah-rempah, semuanya sudah kami cicipi. ?
Hmm… Berhubung banyak banget nama makanan yang saya sebutkan di foto-foto di atas, sayangnya saya nggak bisa menjelaskan satu-satu nih apa-apa saja bahan utama serta cara memasak berbagai hidangan khas Aceh ini. Meski demikian, kamu bisa banget mampir ke situs caem yang baru saya temukan beberapa waktu lalu: Love Aceh. Situs ini lengkap banget! Di situs ini kamu bisa menemukan berbagai informasi seputar Aceh. Siapa tahu aja, dengan mampir ke situs itu, kamu yang belum pernah ke Aceh jadi makin kepingin pergi ke Aceh. Hehe…
Dan sesuai dengan judul postingan ini, mungkin ada banyak dari kamu (atau mungkin nggak ada sih…geer aja lu, Fin) yang penasaran bagaimana caranya saya bisa tetap langsing meski makan banyak, kenyang, dan enak selama #AcehCulinaryFest2016. ? Jadi gini, kebetulan, akhir April 2016 atau 2 minggu sebelum saya berangkat #AcehCulinaryFest2016, saya ikutan kelas Happy Eating Go Langsing. Di kelas tersebut, saya belajar bagaimana caranya saya bisa makan dengan mindful atau dengan sadar betul, sungguh-sungguh, serta bahagia supaya makanan dan minuman yang masuk ke tubuh saya nggak sekadar menjadi lemak yang sia-sia.
Dengan berbagai tips serta pelajaran yang saya dapatkan melalui kelas tersebut, saya bisa turun 2,6 kilogram tanpa membuat diri saya sengsara meski saya jalan-jalan dan makan-makan melulu di Yogya dan Aceh selama hampir 10 hari berturut-turut. Caranya? Saya makan dengan porsi cukup dan nggak sekadar memenuhi lapar mata saja. ? Seperti waktu saya dihadapkan dengan puluhan (ya, puluhan) hidangan di #AcehCulinaryFest, saya pun hanya mencicipi sekitar 1-2 sendok saja per hidangan demi memuaskan rasa penasaran saya akan hidangan tersebut. Hasilnya? Saya nggak penasaran lagi sama rasa hidangan tersebut, ruang di perut masih banyak untuk mencicipi berbagai hidangan lain, saya nggak kekenyangan, dan saya juga bahagia karena nggak menyesal bila makan kebanyakan seperti dulu (sebelum saya ikutan kelas Happy Eating Go Langsing). Kalau kamu penasaran sama kelasnya, mampir aja ke situsnya. Go Langsing rutin bikin kelas sebulan sekali, lho. Dijamin, kamu nggak akan nyesel. Di kelas itu, nggak hanya belajar caranya makan dengan mindful, saya pun belajar untuk lebih bisa menerima tubuh dan diri saya sendiri. ?
Terakhir nih, sebelum saya menutup postingan pertama tentang #AcehCulinaryFest2016, di bawah ini saya mau ngasih liat tiga hidangan favorit yang saya cicipi selama acara, yaitu Kopi Aceh, Ayam Tangkap, dan Pisang Thok. Kopi Aceh sendiri sudah jadi minuman wajib bagi kamu yang mampir ke Aceh. Ayam Tangkap rasanya nggak usah ditanya lagi, apalagi kalau daun-daunnya masih garing. Nah, kalau Pisang Thok, saya suka banget karena liat cara bikinnya yang seru dan rasanya yang manis susu. ?
Saya senang banget bisa ikutan #AcehCulinaryFest2016 dan ngareeep banget bisa diundang lagi tahun depan buat nyicipin berbagai hidangan khas Aceh yang lain. Hehehe… Terima kasih banyak untuk Kementrian Pariwisata serta Dinas Budaya dan Pariwisata Aceh yang sudah mau repot-repot nerbangin saya bolak-balik Jakarta-Banda Aceh untuk menghadiri festival kuliner yang seru ini. ?
Sumber : http://www.senjamoktika.com/makan-kenyang-dan-tetap-langsing-di-acehculinaryfest2016/