Lapar Mata Menghambat Langsing

Sebelum memutuskan untuk makan, sebaiknya kenali asal-muasal apa alasan seseorang ingin makan.

Ketika ditanya, jawaban yang paling banyak muncul adalah: ‘Saya makan karena lapar’.  Tapi lapar yang seperti apa?  Banyak orang bingung saat diminta menjelaskan soal lapar.  Mereka tidak faham bahwa ada jenis lapar yang berbeda-beda.  Jenis-jenis ini berhubungan dengan pengalaman dan kondisi manusia dikesehariannya.

Ada lapar yang  disebabkan karena sensasi indera atau lapar sensasi, ada juga lapar yang dipengaruhi oleh  suasana hatinya, dan dinamakan lapar emosi.

Pada dasarnya rasa lapar yang benar adalah lapar yang dipicu oleh keadaan fisik. Saat membutuhkan energi, sel-sel di tubuh kita meminta ”bahan bakar” agar bisa tetap berfungsi.

Kalau binatang hanya makan ketika merasa lapar dan berhenti setelah merasa kenyang,  manusia dilahirkan dengan karunia bisa merasakan kenikmatan dan mensyukuri keberadaan makanan itu .

Manusia makan tidak hanya untuk bertahan hidup tapi juga untuk merasa bahagia dan puas. Manusia bisa merasa lapar melalui rangsangan penglihatan yang menggoda, air liur di ujung lidah, ingatan, penciuman yang sensitif dan masih banyak lagi.

Dalam keadaan sadar sebenarnya kita mengerti bahwa gambar makanan dan tampilan menu di restoran dibuat dengan indah untuk memancing indera penglihatan dan untuk mempengaruhi pikiran hingga kita lupa bahwa kita sebenarnya sudah makan. Alhasil, keputusan yang diambil selanjutnya adalah memilih dan memesan salah satu menu tersebut karena lapar mata.

Seseorang cenderung memutuskan berapa banyak makanan yang mereka makan berdasarkan umpan balik dari mata. Mata akan memberi respon apakah sepotong tiramisu perlu dimakan seperempat, setengah atau dihabiskan semuanya.

Dalam buku berjudul “Mindless Eating: Why We Eat More Than We Think”, Brian Wansink menjelaskan bahwa berdasarkan survei, orang yang diberikan popcorn melempem dalam mangkuk besar tetap akan menghabiskannya dan menambah 173 kalori lebih banyak dari mereka yang makan popcorn dalam mangkok sedang. Hal ini bisa terjadi walau mereka baru saja makan besar atau sebaliknya belum makan sama sekali. Intinya, mata dan penglihatan dapat mengesampingkan informasi yang sebenarnya kita butuhkan.

lanjut: Lapar mata dan lapar hidung menghambat langsing

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *