Bangkit dari Rasa Bersalah
Bangkit dari Rasa Bersalah
Bisa jadi ada perbedaan besar antara RASA BERSALAH dan PENYESALAN.
Rasa bersalah identik dengan hukuman diri, yang apabila didiamkan berkepanjangan akan merugikan dan membuat perilaku menjadi tidak produktif. Apabila perasaan bersalah ini datang berulang, maka seseorang akan cenderung memendamnya lagi dan akhirnya perasan ini menjadi semakin bertumpuk. Tanpa disadari, perasaan ini menimbulkan frustasi, dan akhirnya akan mengakibatkan depresi.
Sedangkan Penyesalan selayaknya dapat dibangun menjadi sebuah emosi yang bermanfaat. Saat miliki rasa bersalah, dan menyesal, seseorang akan cenderung mengevaluasi diri dan memperbaiki perilakunya. Apabila memungkinkan, penyesalan bisa dinetralkan dengan permintaan maaf. Namun apabila tidak memungkinkan, tidak perlu kecewa, cukup ubah perilaku. Biarkan lingkungan memperhatikan bahwa ada perbaikan baik yang terjadi.
Seandaikan penyesalan sudah disampaikan dengan permohonan maaf dan tidak dimanfaatkan, marilah kembali mengevaluasi diri bahwasanya kekeliruan yang dibuat memang sangat menyakitkan bagi orang tersebut. Ambil hikmahnya, dan biarkan waktu berjalan seiring perilaku yang sudah semakin baik.
Pastikan emosi terselesaikan dan tidak menjadi alasan untuk mengalihkannya ke makanan. (klik disini untuk lapar emosi)